Rabu, 22 Agustus 2012

busi standar platinum iridium

Saya coba memaparkan info tentang busi lagi nih,.

Berkaca dari pengalaman pribadi,
beberapa dari kita masih ada yang bingung ketika ditawari pakai busi iridium, busi platinum, atau busi biasa...

Ada yang bilang pakai busi biasa saja karena murah meriah,
ada yang bilang pakai busi iridium, dan sebagainya...

Sebenarnya apa bedanya sih busi-busi tersebut?

Saya coba bantu bahas secara sederhana tentang apa yang saya tahu tentang beberapa bahan tekonologi busi...

Mulai yah...

1. BUSI PALSU

Busi yang kastanya paling bawah adalah busi palsu.
Sudah barang tentu busi ini tidak recomended untuk digunakan. Karena busi tersebut biasanya dibuat dari bahan yang kurang berkualitas, tidak presisi, dikerjakan asal-asalan, dan mungkin busi palsu ini adalah busi daur ulang yang merupakan busi bekas namun dipercantik kembali...

Hiiyyyy....
Males banget pake busi beginian...

2. BUSI STANDAR

Nah diatas busi palsu ada busi biasa/ standar,
busi ini adalah busi normal yang hanya mengandalkan elektroda biasa tanpa embel-embel tambahan apapun...

Masa/ umur pakainya berapa lama?
busi biasa/busi normal ini umumnya dapat dipakai sampai 20.000 Km di mobil dan 10.000 Km di sepeda motor.



Kenapa masa pakai di sepeda motor lebih cepat?
Karena putaran mesin sepeda motor yang umum beredar di indonesia bisa mencapai 10.000rpm lebih.
bandingkan dengan putaran mesin mobil yang banyak di indonesia, mobil biasanya hanya di 5000 rpm lebih...
Makanya interval jadwal penggantian oli mesin dan busi sepeda motor pada umumnya lebih cepat daripada mobil...

Busi standar ini cepat aus di bagian elektroda tengahnya,
(lihat pada gambar di bawah ini sebagai ilustrasi gap busi menjadi lebih besar karena elektroda tengah menumpul karena aus)

Elektroda tengah akan aus dan menjadi tumpul/ pendek seiring masa pakai busi.
Karena elektroda tengahnya aus, celah busi (gap busi) menjadi membesar. Gap busi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diatur oleh pabrik pembuat mesin akan menimbulkan efek samping.

Biasanya celah busi yang lebih besar dari standarnya akan menyebabkan busi sulit menciptakan api untuk membakar bahan bakar.

Logikanya begini,
Ada seorang manusia yang hanya sanggup melompati parit (selokan) selebar 1 meter, jika parit tersebut dilebarkan lagi maka orang tersebut sudah pasti tidak akan berhasil melompati parit yang lebih dari 1 meter tersebut dengan mantap. Ada sih yang bisa melompati parit tersebut, namun ada juga yang gagal dan tercebur...

Sama hal nya dengan busi,
Sistem pengapian mesin kendaraan sudah di set sedemikian rupa sehingga misalnya butuh busi dengan gap 0,9mm. Jika gap busi menjadi lebih lebar dari 0,9mm maka kemungkinan akan timbul gejala misfire atau gagalnya busi menimbulkan api.
Dengan terjadinya misfire, bahan bakar tidak akan terbakar sempurna dan ruang bakar menjadi kotor.

Kira-kira begitu...

Makanya gap busi yang tepat itu sangat penting...
Jangan salahkan busi cepat mati atau ruang pembakaran mesin cepat berkerak jika kita tidak peduli dengan busi.


Seiring perkembangan teknologi mesin, busi pun dituntut tidak ber-umur pendek (alias harus tahan lama).

Coba lihat mesin-mesin kendaraan sekarang (terutama mobil),
mesin semakin rumit, penggantian busi pun tidak semudah mengganti busi mesin-mesin tahun 1990 an.
Jika kita masih menggunakan busi biasa yang hanya tahan 10.000 Km atau 20.000 Km, maka hal itu akan merepotkan saat perawatan berkala kendaraan.

Coba lihat mesin Honda Jazz atau Nissan Livina sekarang, rumit dan ribet jika akan mengganti busi.
Lihat juga Kawasaki Ninja 250R atau Honda CBR 250R, rumit juga kan kalau mau ganti busi?
Harus bongkar ini itu dan sebagainya... tidak semudah kendaraan tahun 1980-an...

Lanjut yah ke businya...


3. BUSI PLATINUM

Busi platinum dibuat untuk mengatasi gejala terkikisnya elektroda tengah pada busi standar.
Dengan memberi platinum pada ujung elektroda tengah, si elektroda tengah yang cepat aus ini (pada busi standar) akan lebih awet.
Platinum yang dipasang pada elektroda tengah biasanya berbentuk seperti koin kecil, ada juga sih yang platinumnya kecil seperti jarum, tetapi jarang...
Kenapa?
Karena platinum tidak begitu kuat dibentuk menjadi jarum kecil dibandingkan material iridium.

Busi platinum akan lebih awet masa pakainya daripada busi biasa.


4. BUSI DOUBLE PLATINUM

Busi Platinum memang lebih awet daripada busi biasa, namun masih ada kemungkinan terjadinya gap busi membesar yaitu dari elektroda samping.

Dirasa busi platinum masih kurang awet, maka dibuatlah busi double platinum.
Busi double platinum ini adalah busi yang memasang platinum pada elektroda tengah dan elektroda samping.
Jika kita melihat fisik busi double platinum, pastilah terlihat ada seperti koin atau jarum platinum (tergantung pabrik busi membentuk platinumnya berupa koin atau jarum) pada kedua elektrodanya.

Dengan adanya platinum ini, api busi tidak akan timbul secara langsung di kedua elektroda busi,
tetapi percikan api busi akan muncul di antara cincin/ jarum platinum masing-masing elektroda busi.

Busi Double Platinum akan lebih awet/ tahan lama dibanding busi platinum apalagi busi standar.


Mesin-mesin dengan tekonologi pengapian distributorless (sudah tanpa distributor) biasanya menggunakan 1 koil untuk 2 busi.
Nih dia gambarnya distributorless...


Pada sistem distributorless mesin 4 piston (4 ruang bakar),
biasanya koil pertama akan menyalakan busi pada silinder 1 dan 4, lalu koil kedua akan menyalakan busi pada silinder 2 dan 3.

Kita fokus di koil pertama,
misalnya silinder 1 sedang top kompressi dan busi harus menyala agar terjadi pembakaran, busi di silinder nomer 4 yang sedang langkah top buang juga akan menyala.
Jadi 1 siklus pembakaran akan terjadi 2 kali nyala busi.

Bayangkan, jika seharusnya busi cukup menyala 1 kali di satu siklus kerja mesin, dengan teknologi pengapian distributorless akan menyala 2 kali dalam satu siklus kerja mesin.

Bayangkan jika masih pakai busi biasa yang misalnya di mesin konvensional bisa dipakai sampai 20.000 Km,  maka jika dengan busi distributorless hanya akan bertahan 10.000 Km.

Maka dari itu pengapian distributorless butuh busi minimal platinum atau lebih bagus lagi pakai busi double platinum.
Cukup jelas kan sampai disini... Kenapa kenapa kita butuh busi platinum atau double platinum...

Lanjut ke busi berikutnya...

5. BUSI IRIDIUM

Busi iridium adalah pengembangan dari busi platinum,
Platinum masih dinilai kurang tahan lama, maka dibuatlah busi iridium yang lebih kuat bahannya dibanding platinum.
Iridium juga punya keunggulan lain, yaitu bisa dibuat lebih kecil seperti jarum.

Dengan bentuk kecil seperti jarum, pengapian akan lebih fokus dan lebih kuat.

Kita coba analogikan dengan selang air.
Dengan sumber keran air yang sama, jika kita menggunakan selang yang lebih kecil maka semburan air akan lebih kencang dari selang yang kecil dibanding selang berdiameter besar.
Sama dengan busi, dengan koil yang sama, maka percikan api/listrik yang timbul di busi akan lebih kuat atau lebih besar karena difokuskan di tempat yang lebih terpusat.

Jika kita butuh busi yang tahan lama dan butuh pengapian besar, busi iridium-lah jawabannya...

6. BUSI IRIDIUM PLATINUM

Karena busi iridium baru elektroda tengahnya yang menggunakan iridium sedangkan elektroda sampingnya masih biasa (tidak ada apa-apa), maka biasanya yang nantinya kalah duluan adalah elektroda sampingnya.

Maka dikembangkanlah busi iridium yang diberi tambahan platinum pada elektroda sampingnya.

Elektroda tengah yang lebih cepat aus sudah diberi iridium yang lebih kuat dan pengapiannya lebih fokus, dikawinkan dengan elektroda samping yang diberi platinum.
Wuihhh... umur busi akan lebih lama lagi...

Busi iridium saja sudah lebih kuat daripada platinum, maka busi iridium platinum ini bukan hanya sekedar lebih tahan lama saja, tetapi akan memberikan nilai lebih dalam hal pembakaran yang lebih optimal karena nyala api busi lebih baik.

Busi iridium dan iridium platinum ini sangat cocok digunakan pada mesin-mesin modern yang rumit.
Paling mudah kita lihat saja mesin Nissan Livina atau mesin Honda Jazz,
karena untuk bongkar-pasang busi membutuhkan waktu yang lama dan pembongkaran komponen mesin lain yang banyak (karena komponen mesin lainnya menghalangi akses ke busi). Maka pabrikan mobil tersebut mendesign mesin tersebut menggunakan busi iridium.

tujuannya jelas...
supaya tidak sering bongkar pasang komponen mesin.

Jika berani, silahkan coba sendiri mengganti busi Nissan Livina... Hehehe...
Capek yah capek dah tuh... hahaha...

Masih niat pake busi biasa di mesin yang rumit?
Yah gapapa sih, tapi siap-siap aja repot atau keluar ongkos mekanik bengkel yang cukup lumayan karena bongkar-pasang busi-nya rumit. Hahaha...


7. BUSI DOUBLE IRIDIUM

Ada lagi busi yang lebih tahan lama, yaitu busi double iridium. Yaitu busi yang menggunakan jarum iridium di kedua elektrodanya.
Mantap...

Jika membaca penjelasan-penjelasan saya sebelumnya, sudah pasti bisa menjawab sendiri lah betapa kuatnya busi double iridium ini.

Hanya saja, busi double iridium ini belum banyak beredar di pasaran karena harganya yang lebih mahal dari busi iridium.
Penggunaan busi double iridium juga belum begitu dibutuhkan sampai saat ini (kecuali oleh orang iseng penggila performa).
Dengan busi iridium atau iridium platinum saja saat ini sudah dirasa cukup ideal baik dari segi maintenance dan dari segi harga.

Nah jelas kan kenapa kita harus pilih busi yang terbaik bagi mesin kita?
Makin sering periksa atau ganti busi, maka akan membuat kita makin repot atau makin keluar biaya lebih banyak hanya karena ongkos bongkar pasang yang rumit.

Jika masih ada yang mengeluh pakai busi platinum atau iridium umurnya sama saja dengan busi biasa, 

Cek dulu kualitas busi yang dipakai, bagus atau tidak?
Merk dan harga juga berpengaruh... merk tidak dikenal atau harga murah terkadang bisa menjadi salah satu indikator busi tersebut adalah busi tidak berkualitas atau bahkan busi palsu.

Cek juga apakah kita sudah menggunakan type busi yang tepat (heat range)?
jika tidak maka busi akan cepat mati.
Pembahasan mengenai heatrange ini sudah pernah saya singgung di artikel saya BUSI PANAS BUSI DINGIN.

ada sedikit tambahan,
Terkadadang ada yang mempermasalahkan nilai resistansi bahan platinum atau iridium.
Tapi dengan voltase yang disalurkan ke busi itu angkanya ribuan atau bahkan puluhan ribu volt. hambatan sekian ohm pada busi tidak akan begitu berpengaruh...

Nanti akan kita bahas di lain waktu mengenai resistansi dan busi resistor deh...

Sekian dulu yah...
semoga artikel ini bisa sedikit membuka wawasan kita mengenai busi biasa platinum dan iridium.
Jadi bukan karena faktor harga businya saja kita memilih busi, tetapi kita juga harus memperhitungkan waktu perawatan kendaraan, biaya perawatan kendaraan, dan sebagainya...

NOTE :
sumber ilustrasi gambar busi dari catalog Autolite spark plug, dengan sedikit tambahan detail busi dan watermark oleh saya pribadi.

4 komentar:

  1. mantap, menambah wawasan saya tentan jenis busi

    BalasHapus
  2. Thx om...
    Sekedar share apa yang saya tahu.

    BalasHapus
  3. gaya bahasa yang bagus, mudah dicerna.
    makasi info nya :D

    BalasHapus
  4. @ Rando Widodo : Terimakasih om... Hanya sekedar berbagi tentang apa yang saya tahu...

    BalasHapus